Bantahan bagi orang yang Menafikan Ikhtiar Rudud April 13, 2020April 13, 20200 📝 BANTAHAN BAGI ORANG YANG MENAFIKAN IKHTIAR Ikhtiar itu ada dua macam : 1️⃣ Ikhtiar Qadari dalam bentuk menempuh faktor-faktor yang ditakdirkan oleh Allah menjadi sebab tercapainya suatu tujuan. Bukankah jika kita lapar, kita makan. Jika kita haus, kita minum. Jika ada singa hendak menerkam kita lari menghindar agar tidak diterkam sebagai upaya agar kita selamat dari kebinasaan. 2️⃣ Kedua adalah ikhtiar syar’i, yaitu mengikuti tuntunan syariat dalam upaya mencapai suatu tujuan yang bermaslahat dan terhindar dari mafsadat. ⛔ Bukankah Nabi ﷺ telah memerintahkan umatnya agar tidak masuk ke daerah yang terjangkiti wabah, agar tidak tertulari. Nabi tidak mengatakan orang beriman akan dijaga oleh malaikat sehingga tidak perlu takut untuk masuk. ⚠️ Nabi ﷺ memerintahkan agar kita menghindar dari penyakit menular seperti halnya kita berlari menghindar dari singa. Nabi ﷺ tidak mengatakan ada malaikat yang akan menjaga sehingga tetap saja berinteraksi dengan penderita penyakit menular. ✅ Shalat jumat secara berjamaah di masjid hukumnya fardhu ‘ain bagi kaum lelaki. ✅ Shalat berjamah lima waktu di masjid hukumnya masalah khilafiah. Ada yang mengatakan fardhu ‘ain. Ada yang mengatakan fardhu kifayah. Ada yang mengatakan mustahab. ⏩ Ulama yang mengatakan fardhu ‘ain pun mengatakan bahwa adanya rasa takut terkena suatu mudarat jika keluar berjamaah merupakan uzur untuk tidak hadir shalat berjamaah. 🌧️ Bukankah Nabi ﷺ telah menegaskan dalam satu haditsnya bahwa hujan merupakan uzur untuk tidak hadir shalat jamaah dan jumat, karena hal itu menyulitkan dan memberatkan. 🥀 Pada hadits lain Nabi ﷺ menegaskan tidak boleh memberi mudarat kepada diri sendiri maupun orang lain, sengaja atau tidak sengaja. 📝 Dalam al-Quran, Allah melarang hamba-Nya menjerumuskan diri dalam kecelakaan/kebinasaan. 〽️ Nah, ahli medis sepakat bahwa interaksi melalui persentuhan pada shalat jamaah berpotensi besar terjadinya penularan wabah covid-19. 🩺 Apakah bijak mengajak orang menjerumuskan diri ke dalam resiko penularan dengan potensi besar akan menjadi sebab kematian dalam skala besar. 💉 Itu sama saja dengan tindakan seorang beraliran Jabriyyah (aliran yang ekstrim dalam memahami takdir hingga pada tahap mengabaikan usaha dan ikhtiar) yang mengikat seseorang dengan membelenggu kedua tangannya lalu ia lemparkan ke dalam laut, lantas berkata, “Awas jika kamu basah kena air”. 🏷️ Pada salah satu hadits, Nabi ﷺ mengatakan, “Akan datang tahun-tahun yang menipu; pengkhianat diberi kepercayaan, orang amanah dikhianati, dan tampilnya kaum ruwaibidhah yang berbicara di tengah umat. Yakni orang dungu sok tahu urusan umat. Wallahu a’lam. Al-Ustadz Abu Abdillah as Sarbini al-Makassari